ooND Admin
Jumlah posting : 28 Join date : 05.10.10 Age : 32 Lokasi : Wonosobo Jawa Tengah
| Subyek: 10 Mata Uang tertua Di Indonesia Wed Oct 06, 2010 9:14 pm | |
| 1. Uang Syailendra (850 M)Matauang Indonesia dicetak pertama kali sekitar tahun 850/860 Masehi, yaitupada masa kerajaan Mataram Syailendra yang berpusat di Jawa Tengah.Koin-koin tersebut dicetak dalam dua jenis bahan emas dan perak,mempunyai berat yang sama, dan mempunyai beberapa nominal : * Masa (Ma), berat 2.40 gram; sama dengan 2 Atak atau 4 Kupang * Atak, berat 1.20 gram; sama dengan ½ Masa, atau 2 Kupang * Kupang (Ku), berat 0.60 gram; sama dengan ¼ Masa atau ½ Atak Sebenarnya masih ada satuan yang lebih kecil lagi, yaitu ½ Kupang (0.30 gram) dan 1 Saga (0,119 gram). Koinemas zaman Syailendra berbentuk kecil seperti kotak, dimana koin dengansatuan terbesar (Masa) berukuran 6 x 6/7 mm saja. Pada bagian depannyaterdapat huruf Devanagari "Ta". Di belakangnya terdapat incuse (lekukanke dalam) yang dibagi dalam dua bagian, masing-masing terdapat semacambulatan. Dalam bahasa numismatik, pola ini dinamakan "Sesame Seed". Sedangkankoin perak Masa mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian mukadicetak huruf Devanagari "Ma" (singkatan dari Masa), dan di bagianbelakangnya terdapat incuse dengan pola "Bunga Cendana". 2. Uang Krishnala, Kerajaan Jenggala (1042-1130 M) Padazaman Daha dan Jenggala, uang-uang emas dan perak tetap dicetak denganberat standar, walaupun mengalami proses perubahan bentuk dandesainnya. Koin emas yang semula berbentuk kotak berubah desain menjadibundar, sedangkan koin peraknya mempunyai desain berbentuk cembung,dengan diameter antara 13-14 mm. Padawaktu itu uang kepeng Cina datang begitu besar, sehingga sakingbanyaknya jumlah yang beredar, akhirnya dipakai secara "resmi" sebagaialat pembayaran, menggantikan secara total fungsi dari mata uang lokalemas dan perak.
3. Uang "Ma", (Abad ke-12) Matauang Jawa dari emas dan perak yang ditemukan kembali, termasuk di situskota Majapahit, kebanyakan berupa uang "Ma", (singkatan dari māsa)dalam huruf Nagari atau Siddham, kadang kala dalam huruf Jawa Kuno. Disamping itu beredar juga mata uang emas dan perak dengan satuan tahil,yang ditemukan kembali berupa uang emas dengan tulisan ta dalam hurufNagari. Kedua jenis mata uang tersebut memiliki berat yang sama, yaituantara 2,4 – 2,5 gram. Selain itu masih ada beberapa mata uang emasdan perak berbentuk segiempat, ½ atau ¼ lingkaran, trapesium, segitiga,bahkan tak beraturan sama sekali. Uang ini terkesan dibuat apa adanya,berupa potongan-potongan logam kasar; yang dipentingkan di sini adalahsekedar cap yang menunjukkan benda itu dapat digunakan sebagai alattukar. Tanda tera atau cap pada uang-uang tersebut berupa gambar sebuahjambangan dan tiga tangkai tumbuhan atau kuncup bunga (teratai?) dalambidang lingkaran atau segiempat. Jika dikaitkan dengan kronik Cina darizaman Dinasti Song (960 – 1279) yang memberitakan bahwa di Jawa orangmenggunakan potongan-potongan emas dan perak sebagai mata uang, mungkinitulah yang dimaksud.
4. Uang Gobog Wayang, Kerajaan Majapahit (Abad k-13) padazaman Majapahit ini dikenal koin-koin yang disebut "Gobog Wayang",dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Thomas Raffles, dalambukunya The History of Java. Bentuknya bulat dengan lubang tengahkarena pengaruh dari koin cash dari Cina, ataupun koin-koin serupa yangberasal dari Cina atau Jepang. Koin gobog wayang adalah asli buatanlokal, namun tidak digunakan sebagai alat tukar. Sebenarnya koin-koinini digunakan untuk persembahan di kuil-kuil seperti yang dilakukan diCina ataupun di Jepang sehingga disebut sebagai koin-koin kuil. Setelahredup dan runtuhnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur (1528), Banten diJawa bagian barat muncul sebagai kota dagang yang semakin ramai. 5. Uang Dirham, Kerajaan Samudra Pasai (1297 M) Matauang emas dari Kerajaan Samudra Pasai untuk pertama kalinya dicetakoleh Sultan Muhammad yang berkuasa sekitar 1297-1326. Mata uangnyadisebut Dirham atau Mas, dan mempunyai standar berat 0,60 gram (beratstandar Kupang). Namun ada juga koin-koin Dirham Pasai yang sangatkecil dengan berat hanya 0,30 gram (1/2 Kupang atau 3 Saga). Uang MasPasai mempunyai diameter 10–11 mm, sedangkan yang setengah Masberdiameter 6 mm. Pada hampir semua koinnya ditulis nama Sultan dengangelar "Malik az-Zahir" atau "Malik at-Tahir". 6. Uang Kampua, Kerajaan Buton (Abad ke-14) Uangyang sangat unik,yang dinamakan Kampua dengan bahan kain tenun inimerupakan satu-satunya yang pernah beredar di Indonesia. Menurut ceritarakyat Buton, Kampua pertamakali diperkenalkan oleh Bulawambona,yaituRatu kerajaan Buton yang kedua,yang memerintaha sekitar abad XIV.Setelah ratu meninggal,lalu diadakan suatu "pasar" sebagai tandaperingatan atas jasa-jasanya bagi kerajaan Buton. Pada pasar tersebutorang yang berjualan engambil tempat dengan mengelilingi makam RatuBulawambona. Setelah selesai berjualan,para pedagang memberikan suatuupetiyang ditaruh diatas makam tersebut,yang nantinya akan masuk ke kaskerajaan. Cara berjualan ini akhirnya menjadi suatu tradisi bagimasyarakat Buton,bahkan sampai dengan tahun 1940. 7. Uang Kasha Banten, Kesultanan Banten (Abad ke-15) Mata-uangdari Kesultanan banten pertama kali dibuat sekitar 1550-1596 Masehi.Bentuk koin Banten mengambil pola dari koin cash Cina yaitu denganlubang di tengah, dengan ciri khasnya 6 segi pada lubang tengahnya(heksagonal). Inskripsi pada bagian muka pada mulanya dalam bahasaJawa: "Pangeran Ratu". Namun setelah mengakarnya agama Islam di Banten,inskripsi diganti dalam bahasa Arab, "Pangeran Ratu Ing Banten".Terdapat beberapa jenis mata-uang lainnya yang dicetak olehSultan-sultan Banten, baik dari tembaga ataupun dari timah, sepertiyang ditemukan pada akhir-akhir ini. 8. Uang Jinggara, Kerajaan Gowa (Abad ke-16) Didaerah Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, berdirikerajaan Gowa dan Buton. Kerajaan Gowa pernah mengedarkan mata uang danemas yang disebut jingara, salah satunya dikeluarkan atas nama SultanHasanuddin, raja Gowa yang memerintah dalam tahun 1653-1669. Di sampingitu beredar juga uang dan bahan campuran timah dan tembaga, disebutkupa. 9. Uang Picis, Kesultanan Cirebon (1710 M) Sultanyang memerintah kerajaan Cirebon pernah mengedarkan mata uang yangpembuatannya dipercayakan kepada seorang Cina. Uang timah yang amattipis dan mudah pecah ini berlubang segi empat atau bundar ditengahnya, disebut picis, dibuat sekitar abad ke-17. Sekeliling lubangada tulisan Cina atau tulisan berhuruf Latin berbunyi CHERIBON. 10. Uang Real Batu, Kesultanan Sumenep (1730 M) KerajaanSumenep di Madura mengedarkan mata uang yang berasal dari uang-uangasing yang kemudian diberi cap bertulisan Arab berbunyi 'sumanap'sebagai tanda pengesahan. Uang kerajaan Sumenep yang berasal dari uangSpanyol disebut juga real batu karena bentuknya yang tidak beraturan.Dulunya uang perak ini banyak beredar di Mexico yang kemudian beredarjuga di Filipina (jajahan Spanyol). Di negeri asalnya uang mi bernilai8 Reales. Selain uang real Mexico, kerajaan Sumenep juga memanfaatkanuang gulden Belanda dan uang thaler Austria. | |
|